Jumat, 04 Desember 2015

Jawaban Paling Mengesalkan


Perlakukan orang lain seperti memperlakukan dirimu sendiri~


Kita sebagai makhluk sosial, tentunya memiliki dorongan untuk berinteraksi dengan makhluk-makhluk lainnya, khususnya manusia. Tapi, tentu dengan beragamnya cara pandang tiap manusia, beragam pula cara mereka bersosialisasi. Meskipun begitu, bukan berarti kita tidak perlu berkomunikasi dengan sesama.

Di abad yang sudah mulai maju ini, perkembangan bahasa dan pola pikir masyarakat sudah berkembang pesat. Begitu pula dengan cara bicara dan perilakunya. Kita mungkin saja merasa kesal atau bahkan marah ketika perilaku atau perkataan mereka tidak sesuai dengan keinginan kita atau sedikit menyinggung perasaan. Intinya, jangan terlalu dibawa perasaan atau dimasukkan dalam hati. Memang inilah akibat perkembangan zaman, dan kita sebagai manusia yang hidup di dalamnya juga mau tak mau harus ikut berbaur dalam kehidupan ini.  

Nah, kali ini akan diberikan beberapa jawaban paling mengesalkan yang mungkin diberikan ketika kita sedang bercerita atau sedang bertanya. 


  • Terserah
Jawaban "terserah" ini kerap kali kita dengar dari mulut kaum perempuan maupun laki-laki. Biasanya, jawaban ini diberikan untuk beberapa alasan, misalnya karena malas menjawab; sedang banyak pikiran; sedang marah; berharap keinginannya dipahami oleh orang lain; atau benar-benar menyerahkan keputusan pada orang lain.
Jawaban ini akan terdengar mengesalkan jika kata "terserah" hanya di mulut saja, tapi setelah diambil keputusan, malah tidak setuju. Ini berarti di dalam hatinya, ia sudah memutuskan sesuatu, namun ingin orang lain mengerti dan menebaknya. Sayang sekali, selama kita terlahir sebagai manusia, kita sendiri tidak bisa menebak pikiran orang lain jika tidak diucapkan.
 
  • Oh.
Ketika kita sedang seru-serunya bercerita tentang pengalaman kita atau curhat tentang kejadian memalukan, kita tentu berharap akan diberikan respon yang sedikit mendukung. Tapi apa rasanya jika cerita kita hanya ditanggapi dengan satu gerakan mulut saja, "oh"? Tentu akan terasa menyebalkan.
Jawaban ini akan diberikan hanya untuk dua alasan sederhana: ia sedang malas menjawab; atau memang sedang bertingkah usil karena ia tidak ada kerjaan lain. Tapi pada intinya, orang yang memberi jawaban ini memang mendengarkan kita, entah dengan sepenuh hati atau hanya setengah hati saja. Mungkin saja, ia malas menjawab karena pikirannya sedang jenuh atau mood-nya memang sedang jelek. Daripada menyela di tengah-tengah cerita, mungkin memang lebih baik memberi respon seadanya.
 
  • Sabar aja, ya.
Entah kenapa hari ini penuh kesialan-kesialan menyebalkan. Jatuh dari tangga, terpeleset tahi cecak, lupa membuat PR, nilai ulangan yang membuat sakit mata, kunci rumah hilang, dicakar kucing tetangga, disangka maling rambutan, salah bicara ketika presentasi, orang tua yang cerewet, hingga lupa membeli garam di pasar. 
Usai bercerita panjang lebar, entah kenapa "sabar aja, ya" menjadi jawaban yang paling sering di dengar dalam sesi curhat. Dan terkadang, mendengarnya lagi dan lagi mulai terasa menjengkelkan. Kalimat itu memang tidak membantu sama sekali. Tidak meringankan beban, tidak memperbaiki mood, dan terutama, tidak menyelesaikan tugas. Padahal, dalam hati sudah berharap akan mendapat bantuan, tapi rupanya hanya mendapat respon "sabar aja, ya" yang sama sekali tidak membantu. 
 
  • Baper, ah!
Di abad ke-21 ini, kosa kata anak muda sudah semakin berkembang (kecuali bagi saya yang sudah tua--ehh). Kata "baper" alias "bawa perasaan" ini pun sudah sering terdengar di telinga kita. Namun terkadang, bagi kita yang masih berjiwa polos dan klasik ini, kata itu terdengar menyesakkan dan menjengkelkan. 
Wajar saja kalau kita merasa sedih ketika kehilangan atau merasa terkhianati oleh sesuatu, karena kita juga merupakan umat Tuhan yang berperasaan, berperikemanusiaan, dan tidak berpaham penjajahan. Apalagi bagi perempuan, mementingkan perasaan itu sudah menjadi kodrat wanita sejak lahir. Karena itu, kata baper sendiri seperti panah yang menusuk langsung ke ulu hati, dan membuat kita berpikir ulang, apa kita yang terlalu memasukkan ke dalam hati segala yang telah terjadi? 

  • Kepo
Kalau tidak salah, kata ini juga beredar di sekitar abad 21. Kepanjangan kepo sendiri masih merupakan misteri, karena tiap sumber mengatakan kepanjangan yang berbeda-beda. Tapi dari hasil survey berpuluh-puluh tahun lamanya, singkatan "KEPO" memiliki arti "Knowing Every Particular Object."
Bagi yang belum tahu arti kepo dan bagaimana cara menggunakannya secara efektif, berikut ini akan dijabarkan secara singkat dan padat (ps: belum tentu jelas). Kepo awalnya digunakan untuk menyebut orang-orang yang selalu kepo (abaikan). Maksudnya, orang-orang inilah yang mengetahui setiap sisi dari kehidupan orang lain. Padahal, terkadang hal tersebut sama sekali tidak ada hubungannya dengan kehidupannya sendiri, tapi karena keingintahuannya yang kelewat batas, ia jadi tahu segala hal dalam hidup orang lain.    
Kata kepo ini sendiri bisa dipakai saat sedang tidak mau menjawab suatu pertanyaan, atau untuk menghindari kebohongan. Contohnya, si A bertanya pada si B, "Eh, B, kakak dari temennya suami nenek buyut sepupu lo itu ngapain ke sekolah kita, pake baju norak banget lagi. Nyariin siapa sih? Elo, ya?" Nah, terus si B mikir dalem hati, Oh iya, kemarin sih kakak dari temen suami nenek buyut sepupu gue ke sekolah kan buat nyariin guru kesehatan yang kabarnya ganteng banget itu. Mana bisa aku jawab kayak gitu ke dia, bisa-bisa gue dikira apaan lagi. Jadi, si B cuma jawab "Masa nyariin gue? Ya kagak lah. Kepo lo ah."

  • Siapa... yang nanyaaa!
Baru-baru ini, ada sistem baru di kalangan anak muda untuk menjahili teman-temannya. Setelah bercerita penuh semangat sampai nyembur sana-sini, dan akhirnya mendapat respon yang cukup memacu mood bercerita, "Siapa...??". Tentu kita dengan bangga akan menjawab pertanyaan ini sesuai konteks cerita. Tapi sayang sekali, rupanya pertanyaan itu belum selesai, karena masih ada lanjutan "...yang nanyaaa!!" 
Dan sistem seperti ini bukan hanya berupa satu bentuk kata tanya. Sistem ini sudah dikembangkan sendiri oleh masing-masing kalangan anak muda. Misalnya, "Masa.... bodooo!!" atau "Apa... aku tanyaaa??" Jelas saja, kata-kata yang memiliki satu tujuan mengusili orang lain ini benar-benar membuat wajah merah sekaligus menghilangkan mood untuk lanjut bercerita. 

  • Cius?
Kata "cius" ini merupakan pelesetan dari kata "serius" yang di-lebay-lebay-kan. Ketika kita bercerita dengan tampang amat-sangat serius, seolah Mars akan diledakkan dengan bom atom karena nyaris bertabrakan dengan Bumi (abaikan juga) tapi malah direspon dengan pertanyaan "cius?" tentunya akan membuat suasana hati memanas.
Sebenarnya, kata cius ini sudah jarang digunakan karena memang sudah lama berlalu. Karena sistem anak zaman sekarang yang berlalu biarlah berlalu, maka kata cius sudah dianggap ketinggalan mode. Tapi jangan salah, bukannya tidak ada lagi yang menggunakan kata ini untuk menyalakan api peperangan. 
Akibat yang bisa disebabkan oleh kata cius ini yaitu hilangnya mood untuk lanjut bercerita, putusnya persahabatan, hilang nafsu makan, bahkan sampai kasus berkurangnya pelanggan rumah makan cepat saji (lupakan). 

  • Mau Tau Aja atau Mau Tau Banget?
Jujur saja, kalimat ini sudah sangat jarang dipakai, dan hanya dipakai jika sudah tidak ada pilihan lain. Tujuannya hanya satu, yaitu untuk mengulur-ulur waktu. Entah mengulur waktu karena usil atau memang ragu untuk menjawab. Dalam keadaan biasa, menghadapinya memang tidak terlalu menyebalkan dan tidak terlalu menguras energi. Tapi, bagaimana kalau pertanyaan ini didapat ketika sedang mengutarakan hal penting? 
Misalnya, ketika menembak sang pujaan hati. Sudah susah-susah merendahkan harga diri dengan berlutut di depan doi sambil menyerahkan bunga dan cincin, dan bergaya seperti pangeran kehujanan (hujan keringat karena iklim tropis) sambil berkata, "Will you marry me, baby?" Tapi, sang pujaan hati hanya menjawab dengan satu kalimat meragukan "Mau tau aja atau mau tau banget?" Pasti akan muncul keraguan dalam hati, seberapa serius dia memberi respon. Selain menuai tawa dari berbagai pihak, keseriusan ritual lamaran ini pun akan berkurang drastis.

Sekian. See u later! ^-^

Tidak ada komentar:

Posting Komentar